Obout Me

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 15 Januari 2014

Putus (The Incredible Of Love)

            Jaman SMP dulu, gue inget banget, Tio, temen gue satu kelas, dia lagi nangis di atas got depan kelas, sekilas gue heran, kenapa Tio nangis. Gue tanya temen cewek yang dari tadi nenangi Tio, ada apa gerangan lelaki galau ini menangis. “Ia, dia abis diputusi Herli” kata temen gue yang ngebuat gue diem heran. Kenapa Tio nangis cuman hanya karena diputusi cewek?. Yang semakin ngebuat adegan Tio nangis jadi keliatan sinetron banget adalah di kala Tio sedang dihibur oleh teman lainnya, dia mencoba tertawa terbahak-bahak sembari air matanya tetap menetes. Ini semacam adegan sinetron tahun 70-an, yang pemeran utamanya besok meninggal karena kangker, terus keluarga di sampingnya mencoba menghibur dengan menceritakan masalalu, dan si pemeran utama yang besok mau meninggal ini tertawa sambil meneteskan air mata. Yah, seperti itu gue ngeliat Tio waktu itu. Gue ngerasa, waktu SMP dulu, putus, atau diputusin cewek, terus mewek di atas got, adalah adegan kurang kerjaan yang enggak sepantesnya dilakukan oleh seorang lelaki. Maklum, waktu itu gue berfikir, pacar itu enggak penting, selama gue masih megang klereng dan remote tv, pacar adalah alien di mata gue, lagian, pertama kali gue punya pacar, itu pas kelas 5 SD, dan putus dengan cara anak SD juga. Itu yang ngebuat gue males pacaran... Lagi...

            10 tahun kemudian, ketika gue udah gede, umur gue juga udah 22 tahun, gue baru sadar apa yang dirasakan Tio waktu itu. Putus cinta itu sakit men.. Bener kata pepatah yang entah dari mana gue dapet “kamu enggak akan pernah tahu, mengapa seorang lelaki bisa menangis hanya karena cinta kalau enggak merasakannya sendiri”. Walau gue enggak separah Tio, nangis di atas got, tapi, sakit yang gue rasain sama. Bikin enggak bisa makan... Karena nyokap di rumah keabisan beras...
            Menurut gue, parah enggaknya prosesi putus itu tergantung dari awal ngejalani hubungan, bukan hanya karena ada orang ke tiga yang ngebuat putus itu jadi nyesek, tapi karena hal lainnya. Banyak orang yang egois, ngejalani hubungan di awal, mereka percaya, kekuatan cinta akan mempersatukan mereka, tanpa mereka sadari, kalau cinta itu seperti tempe, yang lambat laun akan membusuk seiring berjalannya waktu. Mereka, ia, orang-orang yang sedang jatuh cinta di awal, selalu merasa, cinta itu universal, tanpa memandang siapa kamu, bahkan enggak perduli berbeda agama, karena cinta akan mempersatukan siapa saja. Dan lambat laun mereka jalani, orang-orang ini akan tersadar, bahwasannya cinta enggak akan bertahan dengan begitu banyaknya perbedaan. Karena, bukan berbedanya yang jadi masalah, tetapi, orang terdekat dan permasalahan lainnya yang menjadi masalah. Bagai tembok yang terhempas gelombang, lambat laun pondasi dari tembok itu akan runtuh, dan mau enggak mau, tembok yang coba dibangun juga akan runtuh...
            Jadian itu gampang. Karena banyak orang yang jadian dari awal yang dipaksakan. Tapi yang namanya putus itu enggak segampang saudara tirinya, enggak bisa dipaksakan... Banyak orang yang dipaksa putus oleh saudara, atau pihak lain, dan akhirnya mereka tetap menjalani hubungan secara diam-diam.. Juga banyak kasus, di mana, pasangan yang terlalu gampang untuk mengatakan putus dan keesokan harinya kembali seperti semula dengan status hubungan yang sama. Gue selalu beranggapan. Jatuh cinta itu berjuta penyebab. Tetapi putus, selalu dengan penyebab yang sama. Karena cinta mudah kehilangan rasa...
            Coba, kita pikirkan. Apa yang menyebabkan kita jatuh cinta dengan lawan jenis? Karena dia menarik, atau mapan, mungkin saja dia beda dengan yang dulu. Atau dia pintar, orang tuanya pejabat, kemungkinan juga dia seorang musisi yang handal. Nah, bandingkan dengan, kenapa kita putus dengan mantan kita? Kebanyakan orang akan menjawab. Karena dia enggak seperti yang diharapkan, atau dia selingkuh dengan orang lain, mungkin saja dia sudah enggak perhatian kayak dulu, dan bla bla bla. Lalu, kita coba pikirkan kembali. Apa yang menyebabkan pasangan sepeti itu? Orang lain kah? Sangat sulit untuk mengubah orang yang kamu cintai menjadi orang lain jika dia masih memiliki rasa cinta seperti awal kalian berharap akan menikah di masa depan nanti. Dan semua perubahan itu timbul mungkin saja dari rasa cinta yang mulai kehilangan rasa.
            Banyak orang yang beranggapan, semakin hubungan itu terlalu lama, semakin banyak hal-hal yang dulu mempererat hubungan perlahan ditinggalkan. Banyak orang yang mungkin sepele, atau lalai, dan mereka mengganggap “dia enggak perlu diingeti makan, kan dia udah tau kalau jam makan yah harus makan” dan hal kecil lainnya itu enggak perlu dilakukan, padahal, cinta yang dulu timbul bukan karena hal besar, tapi dari hal kecil, yang pernah membuat mereka dulu selalu tertawa sendiri di kamar sebelum tidur...
            Gue masih inget kata Meily, temen satu kampus gue dulu pernah bilang “Berantem itu asik, bisa mempererat hubungan, karena di saat kita berantem, kita tau sifat asli dia, kita tau apa yang enggak dia suka dari kita, dan kita enggak ngelakuinya lagi, asalkan berantemnya enggak lebih dari satu hari yah”. Awalnya gue beranggapan kalau tips dari Meily ini ngawur. Tapi, kelamaan gue mikir. Cinta itu kamu, bukan orang lain. Di saat kamu mau marah karena dia yah marah, di saat kamu mau tertawa karena dia yah tertawa. Jangan di saat dia sering membuat kesalahan yang sama kamu selalu bilang “ia, enggak apa-apa kok” terus pas nanti berantem baru diungkit-ungkit kesalahan dia. Cinta bukan seperti itu, bukan menunjukan kalau kamu perfect, kamu juga harus nunjukin ke dia, kalau orang yang dia pacari hatinya bukan terbuat dari batu, dan orang yang dia pacari bukan monyet yang kalau disakiti terus kabur dan enggak balik lagi. Cobalah realistis untuk mencintai, memikirkan resiko dari awal pacaran adalah hal yang terbaik, jangan keburu jauh baru sadar, kalau hubungan ini terlalu dipaksakan. Apalagi kalau kita sudah saling mengenalkan diri ke keluarga masing-masing.. Karena, disaat kita serius untuk mencintai, bukan dia saja yang kita cintai. Masih ada keluarganya yang kalian harus berusaha membangun kepercayaan dengan cinta yang sama, yang kalian sering berikan ke keluarga sendiri..
             Percaya atau enggak, orang yang mencoba mencari jodohnya selalu mendapat banyak tantangan dari banyak orang, dan ada saja masalah yang datang. Bahkan, ada orang yang 3 bulan lagi menikah, batal menikah karena masalah sepele.. Tuhan selalu menyelipkan candaan di setiap keseriusan yang kita bangun, dan tuhan selalu mencoba keseriusan kita dengan candaannya, sampai dia percaya, kalau dia enggak perlu bercanda untuk mencoba keseriusan kita.
            Ada sebuah candaan dari tuhan, yang pernah dialami oleh teman sekampus gue. Malam minggu itu, waktu hujan, gue yang terlebih dahulu selesai kuliah, harus menunggu pacar gue yang masih setengah jam lagi selesai. Di depan ada tv 16 inci dengan keadaan gambar yang kurang jelas karena hujan. Di samping kanan gue, ada temen cewek satu kelas di kampus yang lagi nunggu temen masih ada jam kuliah. Awalnya gue enggak menemukan hal yang ganjil dari dia, raut wajahnya juga seperti biasa, masih kebatak-batakan. Karena gue enggak mau mati kesepian, akhirnya gue membuka percakapan. “eh, lagi nungguin siapa? Kok enggak keluar sama pacar?” kata gue sambil nyengir. “Enggak, pacar sih ada, waktu itu, sekarang udah putus”. Jawab dia datar. “loh, kok bisa?” tanya gue singkat yang langsung mengubah raut wajahnya menjadi galau total. “Ia, karena, awalnya aku juga sih  yang salah, kita pacaran udah lima tahun loh, dan putus karena aku belum siap nikah. Yah kamu bayangin aja coba, aku kuliah, bukan sedikit loh biaya yang aku keluarin buat kuliah, banyak, yah maka dari itu, aku takut, kalau aku nikah nanti, aku putus kuliah, yah, makanya, pas berantem itu, kita enggak ada komunikasi selama 1 minggu. Aku bisa terima sih kenapa dia marah sama aku, dia gitu karena mamaknya nyuruh dia nikah, karena mamaknya udah tua, tapi gimana coba, akunya yang enggak bisa”. Suasana waktu itu jadi berubah total. Dari yang awalnya cuman hujan, sekarang jadi hujan bercampur bau kekecewaan. Gue cuman bisa diem, sambil ngeliat dia ngapus air mata pakai tangan kanan. Kebetulan, gue masih punya sisa tisue yang dikasih pacar pas makan tadi, dengan perasaan hibah, gue ngeluari tisue dari kantong celana dan langsung ngasih doi tisue.
            Suasana sedikit mencair di saat dia mulai menenangkan dirinya. Gue yang bingung mau ngapain cuman bisa ngusap-ngusap pundaknya, gue enggak mau aja, dia bunuh diri dengan cara nangis di bawah guyuran hujan dan mati karena banyak minum air hujan. Karena masih penasaran, gue nanya lagi. “Jadi, pas udah satu minggu hilang komunikasi, kalian langsung putus?”. “enggak sih, ternyata, pas selama satu minggu kita enggak ada komunikasi, dia nyari yang baru. Itu sebabnya dia enggak ada ngubungi aku. Tapi, dia yang bilang sendiri kalau dia udah nemu yang baru. Anak sekampus kita juga kok, smester enam. Dia sempet bilang, kalau sebenernya enggak mau nyari yang lain, tapi mau kayak mana lagi, mamaknya udah tua, dan dia ngelakuin itu demi orang tua satu-satunya”. Dia mulai nangis lagi, gue kembali panik.. Gue sebagai cowok, mungkin akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh laki-laki yang telah meninggalkan temen gue itu, yah, ini lah resiko yang harus diterima, kalau kita menjalin hubungan dengan seseorang yang enggak bisa main-main lagi. Gue sempet kaget pas dia bilang “kita udah ngejalani hubungan lima tahun”. Lima tahun?. Kata gue dalem hati. Itu waktu yang enggak sedikit. Seumur hidup gue, paling lama gue pacaran dulu tiga bulan, dan itu adalah pacaran yang terburuk yang pernah gue alami. Dan lima tahun? Untuk rentang waktu selama itu, gue bisa ngebuat anak orang hamil 3 kali. Dan waktu lima tahun, ternyata berakhir dengan mudah..
            Satu minggu berselang dari kejadian di malam minggu itu, seperti biasa, gue sampai di kampus hampir jam dua. Di hari sabtu yang panas itu, gue duduk sambil ngibasi kera baju untuk membantu mendinginkan leher, gue lihat ada hal berbeda dari temen gue yang udah gue kenal dari smester awal ini. Wajahnya pucat, mata bengkak, males ngomong. Awalnya gue kira dia kena diare, tapi, setelah gue tanya, ada apa gerangan yang menimpanya, gue kaget. Mungkin kalau kejadian ini di filmkan, kaget gue itu udah selevel Vino G Bastian yang lagi ngeliat Masya Timoti ngeden di pinggir jalan. Ternyata, orang yang selama ini gue kagumi dengan hubungan pacarannya. Putus. Gue sempet ngebatin, ada apa gerangan dengan orang yang bermarga Sinaga? Dalam rentan satu minggu, gue melihat dua orang wanita yang dilahirkan dari marga Sinaga putus, dan ini kejadian yang langka...
            “kenapa kok bisa putus?” tanya gue penasaran. Bukan bermaksud lebay. Aneh aja menurut gue. Sabtu lalu, dia bilang “dia udah ada rumah, jadi, kalau nanti kita nikah, kita enggak repot” dan sabtu selanjutnya, mereka putus.. “ia, kita putus karena ibunya nyuruh dia yang mutusin gue By. Makanya, dia minta putus. Yaudah, gue terima aja. Sakit loh By rasanya” jawab dia dengan mata berkaca-kaca. “Ia, kok bisa? Maksud gue, kok ibunya bisa nyuruh kalian bubaran?” tanya gue yang semakin penasaran. “Kan gini, kita dulu satu greja, nah, jadi, dulu kita ikut ngajari anak-anak di greja, ada, di situ anak pendeta, yang enggak suka sama kita, nah, kita di fitnah, makanya, gue pindah greja. Kejadian itu udah 6 tahun yang lalu, ternyata, entah kenapa, warga jemaat greja di tempat mantan gue ini tau semua, dengan masalah yang sebenernya enggak kita buat, dan gue tau siapa dalang di belakang ini. Tu anak, udah lama suka sama cowok gue, awalnya, dia suka sama abang gue, tapi, keluarga kami enggak setuju, yaudah, dia dendam, dan nyoba gangguin hubungan kami”. Sama seperti malam minggu kemaren, suasana kali ini, enggak jauh beda. Gue, sebagai orang yang enggak tau mesti ngapain, cuman bisa melongo. “Jadi” Kata dia ngelanjuti percakapan “Gara-gara itu, ibu dia enggak terima, kalau anaknya dikira yang ngejer-ngejer gue, orang ini fitnah gue, seolah-olah kalau mantan gue ini yang ngejer gue, dengan merendahkan derajat mantan gue, dan gue seolah, memanfaatkan mantan gue ini”. Percakapan terus berlangsung, dan keheranan gue dengan kejadian ini tetap melekat sampai saat ini.
            Aneh memang, kemarin baru ngomongi masalah nikah, sekarang udah putus aja.. Kadang putus itu seperti ajal. Tanpa kita sadari, dia datang begitu saja. Dan yang dialami oleh temen gue barusan, yang ngebuat gue berfikir. “Bukan durasi yang membuat hubungan itu menjadi kuat. Tapi orang-orang di sekitarnya”. Putus yang ini beda. Bukan karena cinta yang mulai kehilangan rasa, tapi karena dipaksa untuk menghilangkan rasa itu. Walau bagaimanapun, mereka tetap menjalin hubungan secara diam-diam. Sakit memang, karena, aneh saja, mereka seagama, satu suku, tetapi tetap ada penolakan.. Ada satu percakapan yang ngebuat gue berhenti berfikir. “Padahal hubungan kita udah 7 tahun, kenapa udah selama ini baru kejadi yang kayak gini”. Suasana langsung hening, dan di kepala gue yang keluar cuman satu pertanyaan besar “Udah siap, kalau sempet hubungan gue dengan dia mengalami hal yang sama kayak gini”.. Dan itu belum bisa terjawab..
            Yah, itulah cinta, enggak masuk akal. Ada yang menjalani hubungan bertahun-tahun tapi menikah dengan orang lain. Ada yang baru aja ketemu 3 bulan, langsung menikah. Bukan cinta namanya kalau masuk akal, yang bisa ngebuat calon raja melepaskan kesempatan jadi raja karena dilarang untuk menikah dengan wanita dari kalangan rakyat jelatah, dan sang pangeran pun rela melepaskan kesempatan itu, lalu menikah dengan wanita jelatah dengan mengorbankan masa depannya. Cinta enggak rumit, tapi kita, dan orang sekitar kita yang melihat kalau cinta yang kita bangun itu rumit. Putus itu bukan bencana, tapi, menjalani hubungan yang memaksakan cocok adalah bencana yang sebenarnya.......

NB: Astaga, setelah sekian lama blog ini usang, akhirnya, datang juga keinginan gue untuk sedikit mengotak atik blog ini menjadi sedikit lebih cantik. dengan layout yang udah beda, ini hasil dari panduan blog lain buat ganti layout lama dengan yang baru. wehehehe. enggak tau kenapa, gue pingin banget nulis ini dari beberapa bulan yang lalu, tapi belum dapet ilham. akhirnya, dengan semangat pahlawan bertopeng, tulisan ini selesai jam 2:16 AM. Menjadi tulisan termalem yang pernah gue buat. terimakasih buat yang udah enggak sengaja nyasar di blog gue, jangan bosen-bosen nyasar yah...

2 komentar:

Agan Boleh Komen, Tapi Yang Sopan, Kalau Enggak, Kencingi Nanti...

Jumlah Pengunjung Yang Nyasar

 

Blogger news

Blogroll

About